
Seorang janda miskin Suryati memiliki anak perempuan
berumur 8 tahun bernama Rahma. Keadaan mengharuskan Rahma untuk membantu ibunya
berjualan gorengan di pasar.
Pada suatu musim hujan saat selesai membuat gorengan, Suryati
melihat keranjangnya sudah rusak berlubang, lalu Suryati berpesan pada putrinya
untuk menunggunya di rumah karena ia akan membeli keranjang baru.
Saat pulang, Suryati
tidak menemukan Rahma berada di rumah. Suryati sangat marah, anaknya
benar-benar tidak tahu diri, hidup sudah susah tapi masih saja pergi bermain, padahal tadi sudah disuruh untuk menunggu
rumah.
Akhirnya Suryati pergi untuk menjual gorengan ke pasar
dan sebagai hukuman untuk putrinya pintu rumah dikunci dari luar, agar Rahma
tidak dapat masuk. Menurutnya Rahma
harus diberi pelajaran biar kapok, pikirnya kesal.
Sepulang dari menjual gorengan, Suryati melihat Rahma
anaknya, gadis kecil itu tergeletak di depan pintu. Suryati berlari memeluk Rahma
yang basah kuyup dan sudah tidak bernyawa lagi.
Jeritan Suryati memecah derasnya hujan kala itu. Ia
menangis meraung-raung, tetapi Rahma tetap tidak bergerak. Dengan segera Suryati
membopong Rahma masuk ke dalam rumah. Suryati mengguncang tubuh beku putri
mungilnya sambil meneriakkan nama Rahma.
Tiba-tiba sebuah bingkisan kecil jatuh dari tangan Rahma.
Suryati mengambil bungkusan kecil itu dan membuka isinya. Ternyata isinya
sebuah kue kecil yang dibungkus kertas usang dan pada bungkusan itu terdapat
tulisan kecil yang tak lain adalah tulisan Rahma yang berantakan tapi masih
dapat dibaca,
Ibu pasti lupa, ini adalah hari istimewa Ibu,
Rahma beli kue kecil ini
untuk hadiah.
Maapin Rahma ya bu ...
Uang Rahma tidak cukup
untuk beli kue yang besar…
" Selamat ulang tahun Ibu
"
________________________________________________
Witten by : Azang kecil
