.jpg)
Al kisah : Pada suatu sore seorang Ibu bersama anaknya yang baru saja
menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil
memperhatikan suasana di sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung merpati hinggap di ranting pohon. Si Ibu lalu menunjuk ke arah merpati sambil bertanya, “Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung merpati,” jawab si anak.
Si Ibu mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka Ibunya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras.
“Itu burung merpati Ibu!”
Tetapi sejenak kemudian si Ibu bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras, “BURUNG MERPATI!!”
Si Ibu terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan si Ibu, “Merpati Ibu.......”.
Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian si Ibu sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar kehilangan kesabaran dan menjadi marah.
Tiba-tiba seekor burung merpati hinggap di ranting pohon. Si Ibu lalu menunjuk ke arah merpati sambil bertanya, “Nak, apakah benda tersebut?”
“Burung merpati,” jawab si anak.
Si Ibu mengangguk-angguk, namun beberapa saat kemudian mengulangi lagi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka Ibunya kurang mendengar jawabannya tadi lalu menjawab dengan sedikit keras.
“Itu burung merpati Ibu!”
Tetapi sejenak kemudian si Ibu bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak marah dengan pertanyaan yang sama dan diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih keras, “BURUNG MERPATI!!”
Si Ibu terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi mengajukan pertanyaan yang sama sehingga membuatkan si anak kehilangan kesabaran dan menjawab dengan nada yang ogah-ogahan menjawab pertanyaan si Ibu, “Merpati Ibu.......”.
Tetapi kembali mengejutkan si anak, beberapa saat kemudian si Ibu sekali lagi membuka mulut hanya untuk bertanyakan pertanyaan yang sama. Dan kali ini si anak benar-benar kehilangan kesabaran dan menjadi marah.
“Ibu!!! saya tidak mengerti Ibu mengerti atau tidak. Tapi sudah lima kali Ibu
menanyakan pertanyaan tersebut dan sayapun sudah memberikan jawabannya. Apakah
yang Ibu ingin saya katakan???? Itu burung merpati, burung merpati Ibu.....”,
kata si anak dengan nada yang begitu marah.
Si Ibu kemudian bangkit masuk ke dalam rumah meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian si Ibu keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah diary lama.
“Coba kau baca apa yang pernah Ibu tulis di dalam buku diary itu”, pinta si Ibu.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut..........
“Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur empat tahun. Tiba-tiba seekor merpati hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah merpati dan bertanya, “Ibu, apakah itu?”.
Dan aku menjawab, “Burung merpati”.
Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya dengan pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikan yang berharga.”
Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ibu yang kelihatan sayu.
Si Ibu dengan perlahan bersuara, “ Hari ini Ibu baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran dan marah.”
Salah satu hikmah dari kisah inspirasi diatas, adalah
“Kesabaran itu sesungguhnya milik seorang Ibu. Tanpa mau dilihat, ia ingin berbuat”
Si Ibu kemudian bangkit masuk ke dalam rumah meninggalkan si anak yang terheran-heran. Sebentar kemudian si Ibu keluar lagi dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih marah dan bertanya-tanya. Ternyata benda tersebut sebuah diary lama.
“Coba kau baca apa yang pernah Ibu tulis di dalam buku diary itu”, pinta si Ibu.
Si anak taat dan membaca bagian yang berikut..........
“Hari ini aku di halaman bersama anakku yang genap berumur empat tahun. Tiba-tiba seekor merpati hinggap di pohon. Anakku terus menunjuk ke arah merpati dan bertanya, “Ibu, apakah itu?”.
Dan aku menjawab, “Burung merpati”.
Walau bagaimana pun, anak ku terus bertanya dengan pertanyaan yang sama dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta dan sayang aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap bahwa hal tersebut menjadi suatu pendidikan yang berharga.”
Setelah selesai membaca bagian tersebut si anak mengangkat muka memandang wajah si Ibu yang kelihatan sayu.
Si Ibu dengan perlahan bersuara, “ Hari ini Ibu baru menanyakan kepadamu pertanyaan yang sama sebanyak lima kali, dan kau telah kehilangan kesabaran dan marah.”
Salah satu hikmah dari kisah inspirasi diatas, adalah
“Kesabaran itu sesungguhnya milik seorang Ibu. Tanpa mau dilihat, ia ingin berbuat”
______________________________________________________________________
Written by : Azang Kecil
