Jalan dunia
ini tidak selamanya datar dan mulus. Banyak hal-hal yang tidak pernah kita duga
ada dihadapan kita. Suka duka, sedih dan gembira adalah warna-warni kehidupan.
Dunia tidak pernah menjanjikan kenikmatannya yang abadi kepada siapapun.
Sekalipun lahir sebagian orang-orang kaya tampak bahagia, tentram dan damai
dengan kelapangan hidup, harta dan pembantu-pembantu yang dimilikinya, hanya
saja hakekat kehidupannya yang tidak diketahui orang lain berbeda sama sekali
dengan penampilan lahirnya.Berapa banyak manusia yang hidup dalam kenikmatan
yang membuat ngiler orang-orang yang mendengarnya, hanya saja hari-hari tidak
selalu dalam satu kondisi. Terkadang kenikmatannya diambil tiba-tiba ketika ia
sedang berada dipuncak kenikmatan hidup, atau datanglah tragedi-tragedi zaman
yang merampas darinya ..bukan ..bukan merampas apa yang dimilikinya, tidak.
Akan tetapi merampas kelezatan menikmati apa yang dimilikinya, dan ini lebih
dahsyat serta menyakitkan dari yang sebelumnya. Tidak merasakan nikmat hidup
dari apa yang dimilikinya.
Tidak usah engkau tanyakan contohnya saudaraku …
Tanyakan
saja kepada hari-hari yang telah berlalu dan masa-masa yang menjadi saksi-saksi
bisu tentang orang-orang yang berjatuhan dalam hidup ini.
Tidak sedikit orang yang dikira hidup jaya di dunia ini, sehingga kerentaan, penyakit, dan kelemahan mendatanginya, merampas kelezatan hidupnya lalu meninggalkan kedua matanya nanar melihat kenikmatan tapi ia tidak dapat mengambil manfaat darinya sedikitpun. Bak fatamorgana yang terlihat seperti telaga oleh orang-orang yang dahaga, tatkala didekati ia tidak dapatkan apa-apa selain rasa haus yang kian mencekik dan menyesakkan.
Tidak sedikit orang yang dikira hidup jaya di dunia ini, sehingga kerentaan, penyakit, dan kelemahan mendatanginya, merampas kelezatan hidupnya lalu meninggalkan kedua matanya nanar melihat kenikmatan tapi ia tidak dapat mengambil manfaat darinya sedikitpun. Bak fatamorgana yang terlihat seperti telaga oleh orang-orang yang dahaga, tatkala didekati ia tidak dapatkan apa-apa selain rasa haus yang kian mencekik dan menyesakkan.
Ada dua orang yang selalu membuat saya heran. Seorang
yang dianugerahi kedudukan duniawi, lalu ia lalim, angkuh dan sombong dan
menyakiti orang-orang yang dibawah pimpinannya. Ia tidak takut kepada Allah
dalam memimpin mereka. Padahal ia yakin bahwa kedudukannya ini pasti lenyap
dalam waktu yang telah ditentukan Allah. Dalam sekejap kedudukan dan kemegahan
duniawi itu diambil Allah, lalu si sombong itu menjadi orang yang lebih rendah
dari orang biasanya.
Yang kedua, seorang yang dianugerahi Allah kekuasaan
atau kedudukan, atau harta yang berlimpah tidak ada orang yang menandinginya.
Lalu ia menghabiskan umurnya dalam menjaga dan menambah harta tersebut. Tidak
berbuat sesuatu yang akan menjadi kebaikan yang kekal diingat manusia dan
bermanfaat untuknya setelah mati. Atau menjadi penghiburnya di hari tua. Hari
ketika ia melihat setiap orang memakan makanan yang lezat dan nikmat kecuali
dia hanya memakan sepotong roti kering yang bisa jadi orang miskin pun tak mau
memakannya.
Jadi seperti yang dikatakan orang-orang arif dan
bijak; jalan hidup lurus tanpa berliku itu mustahil. Hari-hari selalu berubah
dari waktu-kewaktu. Bisa saja seorang itu bangkrut lalu jatuh miskin atau
ditimpa penyakit, sehingga tersibukkan dari harta benda yang telah
dikumpulkannya, atau datang orang lain yang merampas dengan paksa kekuasaan
yang dimilikinya.
Kesusahan
dan himpitan hidup juga bertingkat-tingkat, di antaranya ada yang lebih berat
dan menyakitkan dari yang lainnya. Seperti dendam kesumat orang-orang yang
menanti-nanti keruntuhan dan kejatuhan. Mereka menanti saat-saat itu, apalagi
jika orang yang jatuh itu orang yang pernah berlaku zalim dan semena-mena tidak
punya kebaikan yang bisa meringankannya.
Betapapun pahitnya sebuah keruntuhan akan tetapi sebagiannya lebih ringan dari yang lainnya. Dalam sejarah kita bisa melihat kejatuhan kekuasaan “Baramikah” dan bagaimana Harun Ar-Rosyid membalas dendam dengan membunuh Ja’far bin Yahya Al-Barmaky dan menyalibnya serta memenjarakan ayah dan saudaranya. Lalu mengambil harta-harta mereka, hanya saja dulu mereka pernah berbuat baik sehingga orang banyak masih mengenang kebaikannya itu sekalipun kekuasaan dan harta mereka telah dirampas. Oleh karenanya tidak sedikit orang-orang yang menangisi kondisinya ditiang salib. Sampai-sampai Harun Ar-Rosyid marah kepada seorang penyair yang memuji-muji Ja’far Al-Barmaky.
 
Betapapun pahitnya sebuah keruntuhan akan tetapi sebagiannya lebih ringan dari yang lainnya. Dalam sejarah kita bisa melihat kejatuhan kekuasaan “Baramikah” dan bagaimana Harun Ar-Rosyid membalas dendam dengan membunuh Ja’far bin Yahya Al-Barmaky dan menyalibnya serta memenjarakan ayah dan saudaranya. Lalu mengambil harta-harta mereka, hanya saja dulu mereka pernah berbuat baik sehingga orang banyak masih mengenang kebaikannya itu sekalipun kekuasaan dan harta mereka telah dirampas. Oleh karenanya tidak sedikit orang-orang yang menangisi kondisinya ditiang salib. Sampai-sampai Harun Ar-Rosyid marah kepada seorang penyair yang memuji-muji Ja’far Al-Barmaky.
Benarlah apa yang difirmankan Allah Ta’ala,
وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
Artinya,
“Itulah hari-hari yang kami putarkan silih berganti diantara manusia”. (Ali
Imron : 140)
Kekuasaan
akan sirna, masa muda beralih kepada tua, sehat kepada sakit. Akan tetapi
pertanyaannya, “Apakah akan dikatakan sesuatu yang baik saat perpisahan dan
sesudahnya? Ataukah cukup dikatakan, pergilah dan tak usah kembali lagi?!”.
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم لرجل وهو يعظه اغتنم خمسا قبل خمس شبابك قبل هرمك وصحتك قبل سقمك وغناك
قبل فقرك وفراغك قبل شغلك وحياتك قبل موتك رواه الحاكم وقال صحيح على شرطهما
Dari Ibnu
Abbas rodhiyallahu ‘anhuma ia menuturkan, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa
sallama bersabda menasehati seseorang, “Pergunakanlah lima perkara sebelum
datang lima perkara; masa mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu
sebelum miskinmu, waktu kosongmu sebelum kesibukkanmu dan hidupmu sebelum matimu”.
Jangan lupa
.. hidupmu bukan hanya hari ini, masih ada esok hari atau setelah mati, 
 
wallahu a’lam.
_______________________________________________________
Written by : Azang kecil 
 
 
    