
Kemenag Siapkan Makan Siang Bagi Jamaah Selama
di Makkah
Jakarta (Pinmas) —- Musim haji semakin dekat. Kementerian Agama
terus melakukan upaya perbaikan dalam penyelenggaraan ibadah haji 1436H/2015M.
Salah satu terobosan yang akan dilakukan pada musim haji tahun ini adalah
menyediakan makan siang bagi jamaah haji Indonesia selama di Makkah.
“Tahun ini Kementerian Agama akan memberikan satu kali makan dalam
sehari kepada jamaah haji Indonesia selama di Makkah,” kata Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin  dalam kesempatan berdiskusi di MNC Group,
Rabu (15/04).
Selama ini, Kementerian Agama tidak menyiapkan makan siang bagi
jamaah haji Indonesia karena mereka sudah dibekali living cost untuk biaya
hidup selama berada di Makkah. “Selama ini tidak diberi makan. Tahun ini coba
beri makan dan waktunya adalah makan siang,” tutur Menag.
Selain itu, di hadapan para pemimpin redaksi dan jurnalis MNC Group,
Menag menjelaskan beberapa perbaikan penyelenggaraan ibadah haji, antara lain:
pertama, rute penerbangan. Menurut Menag, ada perubahan yang cukup signifikan
terkait rute penerbangan sehingga akan berpengaruh pada efisiensi Biaya
Perjalanan Ibadah Haji. 
Dijelaskan Menag bahwa jamaah haji Indonesia terbagi dalam daua
gelombang. Gelombang pertama selama ini mendarat di Jeddah, lalu melalui jalur
darat menuju Madinah. Sementara gelombang kedua mendarat di Jeddah langsung ke
Makkah, baru menuju Madinah. Pulangnya, gelombang pertama dari Makkah ke Jeddah
lalu ke Tanah Air. Sedangkan gelombang kedua dari Madinah ke Jeddah untuk
kembali ke Tanah Air.
“Sekarang gelombang pertama langsing ke Madinah sehingga efisiensi
bisa dilaukan. Gelombang kedua dari Madinah bisa langsung ke Tanah Air,” jelas
Menag. 
Kita sudah bertemu dengan sejumlah otoritas di Saudi dan
mudah-mudahan tidak ada kendala,” imbuhnya
Perbaikan kedua di bidang  pemondokan. Menurut Menag, hotel
yang selama ini disewa karena dekat dengan Masjidil Haram, sekarang semakim
sedikit jumlahnya karena renovasi besar-besaran yang dilakukan Pemerintah
Saudi. Akibatnya, beberapa hotel yang ada semakin menjauh. Ini tentu berimplikasi
pada jamaah haji Indonesia. “Kita akan memfasilitasi bagi jamaah yang tinggal
di atas 2km dengan menyiapkam bus salawat. Bus ini beroperasi selama 24 jam
untuk memudahkan jamaah mengerjakan salat 5 waktu,” terang Menag. 
“Alhamdulillah banyak hotel yang baru. Sekarang dalam tahap
proses. Beberapa sudah kontrak, yang lain dalam proses kontrak. Mudah-mudahan
tidak ada kendala berarti,” tambahnya.
Menag juga mengatakan bahwa untuk pemondokan di Madinah,
Kementerian Agama terus berupaya agar jamaah Indonesia tetap berada di wilayah
markaziah dengan jarak di bawah 1km dari Masjid Nabawi. “Di Madinah, jamaah
kita melakukan salat Arbain. Sehingga jarak menjadi penting,” ujarnya.
Menag juga mengaku sudah  bertemu dengan Menteri Haji serta
Menteri Wakaf dan Urusan Agama Islam untuk meminta agar fasilitas di Arafah
bisa ditingkatkam. “Saya tekankan, naif juga Saudi sebagai negara yang sangat
kaya, sementara puncak haji adalah wukuf di Arafah, tapi fasilitasnya apa
adanya. Saya minta agar seluruh tenda jamaah Indonesia bisa dilengkapi dengan
AC, seperti di Mina. Karpetnya juga lebih baik, ” tegas Menag. 
“Alhamdulilah mereka memyanggupi, karena itu sepenuhnya kewenangan
mereka,” tambahnya. 
Perbaikan lainnya adalah memasukan materi manasik ke dalam program
yang berbasis Android sehingga mudah diakses melalui handphone. Materi ini juga
dilengkapi dengan peta dan doa-doa yang disunnahkan dibaca saat Thawaf dan Sai
sehingga jamaah cukup mendengar dan menirukan saja, tidak perlu membaca.
(mkd/mkd)
 
 
    