
Pemerintah Arab Saudi Nilai Jamaah Haji
Indonesia Terbaik di Dunia
Jakarta
 (Pinmas) –  Jamaah haji Indonesia merupakan jamaah haji terbesar di
dunia, namun bagi pemerintah Kerajaan Arab Saudi, mereka dinilai sebagai jamaah
yang disiplin, ramah dan mematuhi peraturan. Karena itu layak memperoleh
predikat sebagai jamaah terbaik.
Menteri Agama
Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan kabar gembira ini  di ruang VIP Bandara
Soekarno-Hatta Jakarta, Jumat (16/01) siang, setibanya dari kunjungan kerja ke
Saudi Arabia.
Dari hasil
kunjungan bertemu dengan Menteri Haji Arab Saudi, kata Menag, pemerintah
Indonesia mendapat predikat jamaah haji terbaik. “Jamaah haji kita mendapat
predikat jamaah haji terbaik. Kita juga dinilai dapat menyukseskan pelaksanaan
haji 2014 dan berterimakasih ke pemerintah Indonesia. Namun, sesungguhnya
penghargaan itu lebih tepat diberikan ke jemaah haji Indonesia sendiri,” kata
Menag.  
Menag
mengatakan kunjungan tersebut juga digunakan untuk mempersiapkan
penyelenggaraan  haji tahun 2015. Dirinya juga mengusulkan beberapa usulan
ke Pemerintah Arab Saudi.
“Dalam rangka
mempersiapkan haji tahun 2015, ada 5 atau 6 usulan kita berikan. Usulan pertama
penambahan kuota, menerapkan pola keberangkatan dan pemulangan satu arah,
penerapan data sistem berbasis elektronik, penempatan jamaah, fasilitas
kesehatan dan penambahan fasilitas di bandara,” jelasnya.
Dari
banyaknya usulan, satu usulan saja yang tidak bisa kita ubah, yaitu penambahan
kuota haji. Dikarenakan renovasi besar-besaran Masjid Al-Haram masih
berlangsung, jadinya usulan itu tidak bisa diterima.
Alhasil
kuota kita akan dipotong kembali menjadi 20 persen,” jelasnya kembali. Kuota
haji Indonesia sebesar 168.800 orang setelah dipotong 20 persen dari kuota
normal 211 ribu orang. 
Dikatakannya,
Saudi Arabia berkeberatan atas permohonan penambahan kuota haji Indonesia
karena proyek perluasan Masjidil Haram Makkah belum selesai. Alasan utama
adalah keselamatan bagi jamaah haji lebih diutamakan, karena jika terlalu
banyak jamaah kapasitas masjid terbesar itu tak dapat menampung. Apa lagi
proyek perluasan masjid itu baru bisa selesai sekitar 2016.
“Kita
memahami ini,” kata Menag. (ks/dm).
 
 
    