PASTIKAN NIKAH ANDA TERCATAT DI KUA , NIKAH DI KUA GRATIS ... , NIKAH DILUAR KANTOR BAYAR Rp. 600.000,- ( DISETOR LANGSUNG KE BANK ) LAYANAN KUA GRATIS ( LEGALISIR, REKOMENDASI, IKRAR WAKAF, DUPLIKAT, KONSELING DAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ) # SMS CENTER 081228249995 #
Home » » Matematika Kehidupan

Matematika Kehidupan

Written By Unknown on Friday, March 27, 2015 | 8:00 AM

Hasil gambar untuk matematika kehidupan

Matematika Kehidupan

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ
Jamaah jum’at rahimakumullah…
Tidak henti-hentinya, kami mengajak pada Jamaah sekalian untuk memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT, karena Allahlah telah yang memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar. Karunia dan nikmat itu ialah umur yang panjang, kesehatan, dan kesempatan yang lapang sehingga kita semua bisa hadir di sini untuk mendirikan shalat Jumat berjamaah. Karena ada saudara – saudara kita yang juga diberikan Karunia dan nikmat umur yang panjang, kesehatan, tapi tidak ada kesempatan hadir di sini untuk mendirikan shalat Jumat .
 Oleh sebab itu , sebagai salah satu bentuk rasa syukur kita terhadap semua nikmat Allah ini tidak bosan-bosannya pula, khatib menyerukan agar tidak ada jemaah yang sampai tertidur atau berbicara satu sama lainnya ketika khutbah Jumat sedang dibacakan, hal ini agar kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran lain yang bermanfaat. Rasa kantuk memang merupakan fitrah sebagaimana juga rasa lapar dan dahaga namun seyogyanya semua bentuk kefitrahan ini tidak menjadi penghalang kita dari mendengarkan firman-firman Allah yang akan disampaikan.

Jamaah umat rahimakumullah…
Tidak terasa, baru kemarin saja rasanya  kita melaksanakan sholat jum’ah disini, sekarang kita melaksanakan lagi. Rasa – rasanya waktu begitu cepat berlalu. Jika dalam 1 hari ada 24 jam, maka 7 hari berarti sama dengan 168 jam atau 10.080 menit sudah kita lewati. Subhanallah. Selama masa waktu itu, hal positif apa yang sudah kita lakukan dan hal negatif apa saja yang sudah kita perbuat? Mari kita tanya pada diri kita masing - masing, dalam tempo 7 hari tersebut, manakah yang paling sering kita lakukan, kebaikankah? Atau justru keburukan?
Sekali lagi kita tanya diri kita dan biarkan hati kita yang menjawabnya: benarkah dalam 7 hari yang lalu kita selalu ada dalam keimanan? Konsistenkah kita dalam melakukan keimanan yang sering kita sebut -sebut di mulut kita dan kita pamer - pamerkan pada orang lain itu selama 7 hari yang lalu? Biarkan hati kecil kita yang menjawabnya, berapa kali kita meninggalkan shalat Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib ataupun Isya?
Berapa kali dalam waktu 7 hari yang sudah kita lewati itu, kita melakukan shalat dengan rasa malas dan terpaksa? Berapa kali pula dalam waktu 7 hari itu, kita salah dalam membaca tajwid dalam shalat -  shalat kita karena terburu-buru?  Berapa kali  pula dalam waktu 7 hari itu, kita membaca bacaan sholat dengan tartil, tenang dan dihayati?
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah,
itu baru sedikit saja dari sekian banyak pertanyaan yang bisa digali , dalam rangka muhasabah/ introspeksi diri kita untuk 7 hari yang baru saja kita lalui.
Belum lagi mengenai amal shalih, amal shalih apa yang sudah kita perbuat selama seminggu  itu? Benarkah amal shalih atau cuma minta dianggap shaleh atau justru amal sayyiah alias amal buruk saja yang kita perbuat sepanjang 7 hari tersebut?
Bagaimana dengan waktu yang sudah kita habiskan 1 bulan, 1 tahun sebelumnya? Apa saja yang kita perbuat selama tahun – tahun  yang  lalu?

Jamaah jum’at rahimakumullah…
Dalam 1 tahun ada 12 bulan, 52 minggu, 365 hari, 8.760 jam, 525.600 menit dan 31.536.000 detik. Ada berapa banyakkah  total kebaikan yang kita berbuat , selama kurun waktu tersebut?
Rata - rata umur manusia saat ini antara 60 s/d 70 tahun, Jikapun ada yang lebih dari itu maka merupakan suatu bonus umur dari Allah.  Sekarang kita samakan saja rata - rata umur manusia di usia 65 tahun.
Kita mulai baligh, yaitu awal dari seorang anak manusia mulai di perhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup umumnya bagi laki-laki  adalah 15 tahun dan wanita 12 tahun.
Sekarang, mari kita mencari waktu yang ada atau tersisa bagi kita untuk beribadah pada Allah. Kita gunakan saja rumus sederhana : Umur rata - rata manusia – Awal Baligh
Jika rata-rata umur seseorang pada usia 65 tahun dikurang 15 tahun saat awal kita baligh maka waktu yang tersisa adalah 50 tahun. Apa dan bagaimana perilaku kita selama 50 tahun masa hidup itu?
Jika kita kalikan lagi angka 50 tahun dengan 365 hari/ tahunnya maka diperoleh angka 18.250 hari. Nah angka 18.250 hari ini dikurang dengan waktu tidur kita selama 8 jam/ hari anggap saja begitu. Maka 18.250 hari dikali dengan 8 jam = 146.000 jam atau sekitar 16 tahun lebih 7 bulan atau kita bulatkan menjadi 17 tahun.
Jadi dalam rentang waktu kita mulai baligh di usia 15 tahun sampai usia kita meninggal di 65 tahun, ada waktu 17 tahun yang hanya digunakan untuk tidur saja. Angka ini belum ditambah dengan jumlah jam yang sering kita pakai pula untuk tidur siang misalnya. Subhanallah.
Dalam 50 tahun waktu hidup kita pasca baligh yang habis dipakai aktivitas adalah 18.250 hari x 12 jam (yaitu waktu di mana siang hari biasanya kita kerja, sekolah, kuliah, berdagang, memasak dan sebagainya) maka diperoleh angka 219.000 Jam atau = 25 tahun
Belum lagi dikurangi dengan waktu kita yang biasanya digunakan untuk bersantai, istirahat sambil menonton televisi, bercanda sesama teman dan sejenisnya  plus minus 4 jam.
Maka total dalam 50 tahun waktu yang dipakai untuk santai - santai tadi adalah 18.250 hari x 4 jam= 73.000 Jam atau selama  8 tahun.

Alhasil, jamaah Jumat sekalian, selama 50 tahun masa hidup kita pasca baligh, ada angka 17 tahun lamanya kita tidur  + 25 tahun untuk beraktivitas di siang hari + 8 tahun untuk sekedar rileksasi / santai - santai dan mencari hiburan,  diperolehlah angka 50 tahun.
Jadi umur kita 50 tahun setelah dipotong masa baligh impas saja. Lalu jika usia 50 tahun ini tidak diisi dengan banyak hal yang positif, hal-hal yang bersifat ibadah pada Allah, maka manusia benar-benar berada dalam kerugian yang sangat besar seperti firman Allah di dalam surat Al-Ashr.

وَالْعَصْرِ * إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ * إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Allah bersumpah Demi waktu, sesungguhnya, manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran(Al-Ashr: 1-3)

Jamaah jum’at rahimakumullah…
Subhanallah,  ternyata firman Allah bisa dibuktikan secara matematika dan Sangat ilmiah sekali.
Tidak salah sebenarnya ketika kita berargumen bahwa kita saat ini sedang sekolah dan mencari ilmu, bukankah itu juga ibadah? Tidak salah pula ketika ada yang berkata kita bekerja untuk menafkahi anak istri dan ini pun ibadah. Dan argumen-argumen lain sejenis itu.
Tapi sekarang, apakah benar niat kita ketika sekolah / tholabul ilmi, bekerja, mengajar dan melakukan berbagai profesi lainnya itu sudah diniatkan untuk ibadah ?
Bukankah kita sendiri sering berkata: saya sekolah / tholabul ilmi agar pintar, dapat ijazah dengan angka yang bagus, lalu saya bisa bekerja dan dapat posisi bagus pula di perusahaan tertentu, Nikah punya anak cucu. Bukankah niat seperti ini yang justru sering terlintas dalam pikiran kita?
Mana niat ibadahnya? Makanya, tidak usah heran bila sekarang ini banyak terjadi korupsi / penyalahgunaan wewenang di mana-mana, penggunaan narkoba oleh siapa saja serta hal-hal buruk lainnya. Tontonan jadi tuntunan dan tuntunan jadi tontonan. Niat kita sudah bukan pada titik ibadah lagi. Kita sekolah untuk dapat ijazah, kita bekerja untuk mencari harta, kita mempunyai  jabatan untuk dipandang orang lain, kita memakai kendaraan agar dihormati oleh orang lain dan bahkan kita shalat, zakat serta berhaji pun agar dianggap orang hebat dan alim.
Na’udzubillahi mindzalik.

Jamaah Jumat rahimakumullah..
Mari kita jujur pada diri kita sendiri, seberapa seringkah kita membaca bismillah saat hendak berangkat kerja / beraktifitas, berjalan menuju sekolah atau pasar?
Jawabnya secara umum pasti kita pernah membaca basmalah di waktu-waktu tersebut, tapi sesekali, tidak setiap kali. Itulah fenomena diri kita sendiri yang selalu dipengaruhi oleh unsur fujuraha, yaitu sifat jahat yang sering mendominasi hidup kita sehari-hari. Sewaktu mendengar ceramah atau khutbah, air mata kita berlinang, tetapi ketika kaki kita melangkah keluar dari tempat ceramah itu, kita silau dengan gemerlapnya dunia.
Maka jangan heran bila musibah  sering melanda negeri kita,. Jangan heran banyak doa-doa kita yang tidak terkabulkan. Jangan heran bila semakin banyak para penyesat bermunculan. Ternyata kita sendiri ikut menjadi penyebabnya. Kita sering lalai dalam menggunakan waktu yang ada.
Seringkali kita merasa cukup dengan hanya mengerjakan shalat 5 waktu, kita beranggapan dengan mengerjakan shalat - shalat tersebut maka pahala kita bertumpuk. Pernahkah kita berpikir bahwa shalat yang sudah kita kerjakan pasti diterima di sisi Allah?  Pernahkah kita berpikir bagaimana bila shalat -shalat kita selama ini tidak satupun yang diterima-Nya?
Sekali lagi, sudah berapa kalikah kita shalat secara terburu - buru sehingga tidak jelas apa yang dibaca? Berapa seringkah kita shalat diakhir waktu?  Padahal diawal waktu panggilan Allah lewat adzan selalu memanggil kita . Berapa seringkah kita shalat dengan rasa malas, ujub ataupun terpaksa ?

Jamaah Jumat rahimakumullah..
Karena itu, marilah kita semua tanpa kecuali menghitung diri ( bermuhasabah ). Sudah seberapa taatkah kita kepada Allah? Apakah kita selama ini telah mentati aturan - aturan Allah? Ataukah sebaliknya kita gemar menerjang larangan - larangan-Nya?
Marilah kita semua kembali kepada Allah, bertaubat kepada-Nya. Marilah kita sesali segala perbuatan buruk yang selama ini kita lakukan, dan kita berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jangan sampai kita malah berbuat sebaliknya, yakni melakukan kesalahan demi kesalahan tanpa henti, seolah-olah tidak peka dengan peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Diakhir khutbah ini , marilah kita memohon kepada Allah, semoga Allah selalu membimbing kita dalam jalan yang diridho’i sebagaimana jalannya orang – orang yang sholeh.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .
___________________________________________________
Written by : H. Abdullah Najib
Share this article :
 
Support : Privacy Policy | Disclaimer | Contact
Copyright © 2014. Kua Kecamatan Limpung - Batang - All Rights Reserved
Jl.Limpung-Tersono KM.01 telp (0285) 4486533 Batang 51271
KUA Limpung